Ketika kita berbicara tentang kuliah, tentu
kita menginginkan yang paling tinggi dengan kemampuan kita. Misalnya dokter,
polisi atau bahkan ada yang menginginkan menjadi artis. Tetapi satu hal yang
seharusnya menjadi pertimbangan yangpalingpentingyaituniat. Ada sebuah kata bijak yang selalu
mengingatkanku “perjuangan dan pengorbanan atas suatu hal adalah tombak
penghargaan atas suatu hal tersebut”.
Banyak orang di luaran sana mengangap bahwa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu tidak keren tidak berkelas, namun
mereka tidak merasakan dan memahami tentang hal yang mereka cibir, sering saya
mendapat pertanyaan “kenapa tidak mengambil jurusan lain, Sastra Inggris
misalnya” mereka beranggapan Sastra Inggris lebih menarik dan mengesankan bila
dibandingkan dengan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penilaian dan perkataan meraka
yang seperti itu tidak membuat ku malu dengan jurusan ku ini, Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia yang mereka anggap remeh tapi bagiku ini adalah jurusan
yang telah aku pilih, akan menjadi awal di mana aku dan masa depanku,
Berbicara tentang bahasa Indonesia, yaitu
bahasa pemersatu bangsa kita ini, Bangsa Indonesia. Bila mereka memandang remeh
dan sebelah mata pada bahasa Indonesia, bukankah dengan tidak langsung mereka
malu pada negara mereka, negara yang mana mereka tempati, dan bahasa yang
mereka gunakan bukankah bahasa Indonesia? bahasa yang mereka lihat dengan
sebelah mata. Terus mengapa mereka masih tetap tinggal di Indonesia, mengapa
mereka masih menggunakan bahasa Indonesia?
Dari sini lah saya berharap, saya dan
teman-teman di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Brawijaya ini dapat membawa perubahan bagi bangsa Indonesia. Bahwa
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia tidak dapat dipandang hanya dengan sebelah
mata, jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia FIB UB akan dikenal oleh
fakultas-fakultas dan Universitas-universitas lain, dan jurusan Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia pantas mendapatkan apresiasi yang sama dengan jurusan
lain, meski di kalangan Universitas Brawijaya jurusan Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia merupakan progam studi yang baru, tetapi itu bukan berarti jurusan
kami tidak memiliki prestasi yang patut untuk dibanggakan, ditahun yang kedua
ini jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia sudah memperoleh banyak prestasi
dan kedepannya akan semakin banyak lagi prestasi-prestasi yang akan diraih oleh
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
Mereka yang menganggap bahwa jurusan
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia merupakan jurusan yang tidak lebih baik dari
jurusan lain akan berubah pikiran. Mereka akan bangga akan bahasa Indonesia.
Kelak jurusan Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia akan dikenal oleh semua lapisan masyarakat dan akan menjadi salah
satu jurusan yang banyak diminati oleh calon-calon mahasiswa. Bersama teman-teman
yang lain, Pendidikn Bahasa dan Sastra Indonesia akan lebih baik, berkarya,
berprestasi saat menjadi mahasiswa, dan akan menjadi orang yang bermanfaat dan
sukses setelah lulus.
Apabila yang lain malu dan meremehkan
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, kami Mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia tidak memiliki sedikitpun rasa malu dengan jurusan kami, kami bangga
akan jurusan kami, kalau bukan kami lalu siapa lagi yang akan memulai perubahan
dan menunjukkan kepada mereka, bahwa apa yang mereka remehkan adalah suatu yang
membanggakan dan memang pantas untuk menjadi suatu pilihan.
Seperti pepatah lama mengatakan
“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” meski pada awalnya memang
sulit untuk mewujudkan itu semua, namun dengan usaha dan kepercayaan, semua itu
tidak akan mustahil bagi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
Membaca adalah salah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak dititik beratkan pada keterampilan membaca dari pada teori-teori membaca itu sendiri. Ada pun tiga komponen keterampilan membaca, yaitu:
1.Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca.
2.Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistic yang formal.
3.Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.
Membaca juga adapat diartikan sebagai suatu metode yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambing-lambang tertulis. Juga sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat,yakni memahami makna yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi pada sang pembaca itu sendiri. Dengan membaca kita dapat memperoleh informasi dari teks,baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram atau kombinasi semua itu. Membaca telah termasuk melakukan aktivitas kompleks denagan mengerahkan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, seperti, khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat.
HAKIKAT MEMBACA:
Tujuan membaca adalah untuk memahami isinya. Untuk memahami isi, kita harus mengerti gagasan (topik) dasar apa yang kita baca,membaca sangatlah perlu dalam kehidupan sehari-hari manusia. Membaca tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan. Oleh sebab itu membaca sangatlah penting bagi manusia dan juga kehidupan.
RESUME TAHAP-TAHAP PROSES MEMBACA,ELEMEN MEMBACA, TAHAP-TAHAP KEGIATAN MEMBACA
PROSES MEMBACA
Tampubolon (1993) menjelaskan pada hakekatnya membaca adalah kegiatan fisik dan mentaluntuk menemukan makna daritulisan, walaupun dalam kegiatan itunterjadi proses pengenalan huruf-huruf. Diperjelas oleh pendapat Smith (Ginting, 2005) bahwa membaca merupakan suatu proses membangun pemahaman dari teks yang tertulis.Proses membaca menurutBurn, Rose danRoss (1984) merupakan proses penerimaan simbol olehsensori, kemudian menginterprestasikan symbol, atau kata yang dilihat atau mempresepsikan, mengenali hubungan antara imbol dan suara antara kata-kata dan apa yang ingin ditampilkan.Dijabarkan olehTarigan(1985) bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan pada lambang-lambang tertulis.Finochiaro dan Bonomo(Tariga, 1985) mendefinisikan secara singkat, membaca adalah memetik serta memahami arti makna yang terkandung di dalam bahan tertulis.
Membaca memiliki tahapan proses yang mudah, Diantanya dengan cara membacaefekti SQ3Rialah:
1.SURVEYatau meninjau
2.QUESTION atau bertanya
3.READ atau membaca
4.RECITEatau menuturkan
5.REVIEW atau mengulang
ELEMEN MEMBACA
1.Elemen Gerak
2.Elemen Pemahaman
3.Kopetensi Kebahasaan
4.Kemampuan Mata
5.Penentuan Informasi Fokus
6.Teknik-teknik membaca
7.Fleksibilitasmembaca
8.Kebiasaan membaca
TAHAP-TAHAP KEGIATAN MEMBACA
1.Kegiatan pramembaca
2.Kegiatan membaca
3.Dan Kegiatan pascamembaca
Beragam Variasi Kegiatan Pramembaca
Disebut kegiatan pramembaca karena kegiatan ini dilakukan sebelum melakukan kegiatan membaca.
Beragam Variasai Kegiatan Tahap Membaca
Kegiatan pada tahap membaca adalah salahsatu tahap kegiatan penting dan utama dalam keselurahan tahapan membaca.
Beragam Variasi Kegiatan Setelah Membaca
Disebut kegiatan pasca membaca karena kegiatan ini dilakukan setelah seorangmelakukan kegiatan membaca.
Jika keseluruhan Tahap-tahap proses membaca, elemem membaca, tahap-tahap kegiatan membaca tersebut disatukan dan dipahami oleh orang, maka biasanya dia akan memiliki kemampuan membaca yang cukup baik.
Aku
hampir 10 tahun
mengajar di Purwodadi. Aku tinggal bersama suami, 3 orang anakku dan uwakku.
Suamiku bekerja sebagai montir di sebuah perusahaan di kota. Aku dan keluargkua pindah ke Semerang
karena suamiku dipindah-tugaskan. Di Semarang, aku tetap menjadi guru SD tempat
anakku bersekolah. Pada hari pertama aku mengajar, aku memperkenalkan diri
kepada murid-muridku dan mengabsen kehadiran muridku. Hari itu ada 3 anak yang
tidak hadir, salah satunya adalah Waskito. Setelah empat hari mengajar, Waskito
belum juga masuk. Aku menanyakan kepada murid-muridku tentang ketidakhadiran
Waskito. Dari murid-muridku, dia mengetahui bahwa teman-temannya tidak menyukai
Waskito, sebab Waskito adalah anak yang kasar, kurang ajar, dan sulit diatur.
Menurut guru-guru yang pernah mengajar kelas tersebut, mereka menganggap
Waskito sebagai murid yang sukar.
Setelah itu, aku mengirim surat
kepada Nenek Waskito. Sore hari yang telah ditentukan, aku mengunjungi rumah
Nenek Waskito. Dari nenek Waskito, aku memperoleh banyak informasi tentang
Waskito. Waskito pernah dipukul oleh ayahnya karena dia membolos. Selama berada
di rumah orangtuanya, dia tidak pernah ditegur dan diberi tahu mana yang baik
dan buruk. Tetapi selama tinggal 1,5 tahun dirumah Neneknya, Waskito bersikap
manis, sopan, sering mengerjakan tugas rumah, masuk sekolah secara teratur.
Hasilnya Waskito menjadi murid yang normal. Rapotnya menunjukan kemajuan.
Namun, orang tuanya mengambilnya kembali. Setelah mendengar semua informasi
mengenai Waskito dari neneknya, aku jadi mengerti perasaan Waskito.
Pada suatu hari, Waskito membunuh
seekor kelinci yang dibawa temannya. Teman-temannya melaporkan pada guru dan aku
langsung mengajak Waskito bicara. Waskito menolak untuk mengobrol dan
menghindar dari ku. Hari demi hari, akui mencoba untuk mendekati Waskito,
mengajaknya untuk berkonsultasi. Lama kelamaan, hati Waskito luluh dan bersedia
untuk berbicara. Seperti kata neneknya, kemarahan dan kesukarannya didorong
oleh hati yang kekurangan perhatian dari keluarganya. Selama tiga bulan keadaan
tenang dan Waskito tidak membuat onar.
Hingga pada suatu hari, Waskito mengamuk saat
jam istirahat. Guru-guru mengusulkan agar Waskito dikeluarkan dari sekolah.
Tapi aku mempertahankan muridku tersebut. Dia meminta waktu satu bulan kepada
sekolah untuk mengubah sifat Waskito yang tidak baik. Kepala Sekolah pun
mengabulkan permintaanku. Sejak kejadian itu, pada waktu istirahat aku lebih sering
berada dikelas. Aku pun sering mengobrol dengan Waskito. Aku merasa lebih dekat dengan muridku tersebut.
Pada raport berikutnya berisi angka-angka normal. Waskito tidak pernah mengacau
seperti yang dilakukannya tempo hari. Pada akhir tahun pelajaran, Waskito naik
kelas. Budenya datang ke sekolah berterima kasih kepada Kepala Sekolah,
guru-guru terutama kepada ku. Atas keuletanku, Waskito menjadi murid yang lebih
dari biasa.
Inferensi sebagai berikut (1) proses logis atau
konseptual dalam menarik makna dari satu pernyataan atau lebih; (2) simpulan
yang dicapai; (3) deduksi atau menarik suatu simpulan dari premis-premis yang
diterima sebagai betul atau benar; (4) induksi, menarik suatu kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan faktual yang diambil sebagai evidensi bagi kesimpulan.
Untuk menyusun inferensi, dapat diterapkan dua prinsip,
yaitu prinsip analogi dan prinsip penafsiran lokal.
2.2 Menyusun inferensi
Kita menyusun kesimpulan berdasarkan istilah-istilah yang
digunakan dalam deskripsi.
2.3 a. Menginferensi
Ide Pokok
Ide pokok adalah hal pokok yang sedang dibicarakan atau
dibahas, baik dalam tulisan maupun dalam percakapan. Inferensi yang tepat atas ide pokok, baik dalam tulisan
maupun lisan, akan menghindarkan pembaca/pendengar dari kesalah-pahaman pokok
pembicaraan yang dikemukakan
penulis/pembicara.
Ciri-ciri kalimat yang mengandung ide pokok dalam
tulisan:
-dapat
berdiri sendiri sebagai kalimat utuh tanpa menimbulkan tanda tanya
-berisi
tentang informasi umum
-biasanya
merupakan kalimat umum
-tidak
mengandung referensi
b.Menginferensi
Urutan
Urutan yang dimaksud di sini adalah urutan peristiwa atau
kejadian yang dirangkaikan dalam sebuah pembicaraan atau sebuah tulisan. Urutan
yang dijelaskan secara tepat tentu akan mempermudah pendengar/pembaca memahami
jalannya cerita.
c.Menginferensi
Perbandingan
Perbandingan
dalam bacaan dapat dinyatakan secara tersurat atau secara tersirat.Perbandingan
biasanya dapat berupa persamaan dan perbedaan. Perbandingan tersurat dapat
diketahui dengan penggunaan kata, frasa, atau kalimat perbandingan secara
eksplisit. Perbandingan tersirat harus ditemukan sendiri oleh pembaca karena
tidak dinyatakan secara eksplisit oleh penulisnya.
d.Menginferensi
Hubungan Sebab Akibat
Hubungan sebab akibat merupakan hubungan antarproposisi
yang satu menyatakan sebab dan proposisi lain sebagai akibat.
e.Menginferensi
Watak Tokoh
Watak dalam
kamus diartikan sebagai sifat batin manusia yg mempengaruhi segenap
pikiran dan tingkah laku; budi pekerti; tabiat.
f.Memprediksi
Hasil
Prediksi
merupakan pengetahuan inferensial yang dinyatakan sebelum terjadi sesuatu yang sungguh-sungguh
tiba atau diharapkan tiba, yang dibuat berdasarkan kebiasaan-kebiasaan dalam
pengalaman-pengalaman lalu.
Kesalahan
membuat prediksi berdampak pada pemahaman isi. Dengan kata lain, prediksi yang
tepat dapat mempertinggi nilai komunikatif sebuah ujaran yang diungkapkan. Makin tepat prediksi yang dihipotesiskan, makin tinggi
nilai komunikasi suatu ujaran.