RSS

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "


Kenangan Kekasih Angan

Kenangan Kekasih Angan

Sejak aku bertemu dengan dirinya entah apa yang aku rasakan, terkadang bahagia jika terinagt senyumnya yang indah, tapi rasa takutpun terkadang muncul, bila teringat akan statusnya yang kini telah menjadi milik orang lain.
Aku akan menjadi seseorang yang paling berdosa, bila aku merebutnya dari hati yang telah lebih dahulu memilikinya. Dan aku tahu bagaimana sakitnya dihianati oleh cinta yang kita miliki. Dan aku tak ingin menjadi penyebab sakit itu.
Biarlah aku yang merasakan sakit itu. Karena tak seharusnya aku mencintai seseorang yang telah menjadi milik orang lain. Meski aku tahu bahwa rasa cinta tak dapat diduga, cinta itu sebuah anugerah yang tak dapat dipungkiri adanya. Semua makhluk didunia ini pasti merasakan rasa itu.
Tahu kah kalian semua, bahwa aku mencintai seseorang yang telah menjadi milik orang. Berdosahkah aku karena anugerah ini? Bergunakah tangisku untuk menebus kesalahan ku ini?. Jauh dilubuk hatiku aku benar-benar mengharapkan kehadirannya dalam hidupku, menambah indahnya hari-hariku. Teramat sulit menghapus rasa ini dari peradaban hayalku. Aku ingin dia tahu bahwa aku benar-benar mencintainya dan mengharapkan balasan atas perasaanku ini. Terasa sesak dada ini, sakit dan pilu berjubel memenuhi rongga dada rasanya.
Yaa tuhan. .
Apakah selamanya ini akan terjadi padaku? Atau bahkan akau takkan lagi dapat rasakan indahnya cinta?
Hapus aku dari cerita pilu ini yaa tuhan. Aku tak dapat ikuti alur cerita ini, aku tak sanggup jika harus terus berperan menjadi wanita yang melankolis, yang hanya terus menangis karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Aku ingin menjadi seorang wanita yang bahagia dalam hidupnya, merasakan keindahan sebuah cinta, bersanding bersama kekasih.
Meski akhirnya aku benar-benar tak dapat memilikinya, aku akan tetap berharap datangnya bahagia untukku. Disini aku menangis karenanya, namun takkan pernah aku tunjukkan air mata ini dihapannya, aku akan teramat menyesal bila ia melihat tetesan air mataku, karena selama ini karna selama ini yang ia suguhkan untukku adalah senyum manisnya,yang senantiasa ku dambakan
Tuhan…….
Biarkan aku untuk selalu menghayalkan kebahagiaan itu bersamanya, biarkan aku tetap bermimpi tentangnya. Kini aku menangis, entah mengapa aku selalu menangis, aku telah mencoba untuk menghentikan tangisku, tapi tak bisa, akankah aku rasakan kembali pahitnya kemarahannya karena tangisku ini? Semampuku akan selalu aku pertahankan senyum damainya untukku, demi anugerah yang telah diberikan kepadaku.
Untuk kekasih yang selalu aku puja, ku persembahkan nafas senduku untuk senyummu.
Kabut senyap nampakkan gurat kegalauan
Berujung pada turunnya hujan
Tak ada lagi lembaran senyap beterbangan
Lama alam bersembunyi dalam cemasnya
Mentari masih enggan terbitkan rona emasnya
Beribu bait doa telah diterbangkan
Oleh para pasang pecinta
Akankah mentari segera tunjukkan kejayaannya kembali
Untuk sinari kembali kehidupan pecintanya?
***
Saat mata ku kembali terbuka, langit-langit kamar yang pertama ku lihat, tak seindah harapanku, ku berharap, kelak setiap ku buka kelopak mata ini, yang pertama aku pandang adalah wajah tampannya, sesaat ku tersadar, semua itu hanyalah hayalan yang sulit untuk menjadi nyata untukku.
Tak sedikitpun ku dapat melupakan dirinya dari jejak langkah kehidupannku, begitu sulit memudarkan sosoknya dari ingatan. Terus terbayang tanpa henti, seperti kabut selimuti pagi hari dengan tebal putihnya, hingga sulit untuk mata melihat indahnya dunia di depan sana.
Aku tak tahu mengapa tuhan menciptakan rasa yang sulit untuk dimengerti ini, terkadang menyenangkan untuk dibayangkan keindahannya, namun juga terkadang menyakitkan bila teringat akan sosok yang kita idamkan ternyata milik orang lain, sering aku mencoba untuk mengikhlaskan dirinya dimiliki orang selain aku, tapi itu begitu sulit. Aku bukanlah wanita perebut atau wanita yang senag menyakiti hati wanita lain untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, namun apalah, aku juga hanya wanita biasa yang masih memiliki rasa iri dan benci.
Apakah aku sanggup untuk tetap mempertahankan kediamanku melihatnya dengan orang lain, atau aku akan merebutnya dari wanita itu?      Aaaahhh. . .  dunia terasa membosankan sekali bila aku terus seperti ini, aku harus bisa melupakannya, aku harus ikhlas melepaskannya karena memang dari awal dia memang bukan milikku.
Aku beranjak dari atas tempat tidurku, memulai aktivitasku seperti biasa. Berjalan menyusuri tiap lorong gang adalah hobiku setiap pagi. Pohon-pohon yang rindang berikan udara sejuk dan menentramkan pagiku, disini adalah tempat tinggalu, desa kecil namun damai, kami mengutamakan kebersamaan dalam kehidupan kami, dan aku tinggal bersam kedua orang tua dan juga seorang adik laki-lakiku.
Kini ku terbelit masalah baru, padahal usahaku untuk melupakanya belum juga berhasil,tapi entah mengapa masalah silih berganti datang.                                        
Kalian tau tentang siapa  masalah apa ini???
Yaa benar………
Dia,,memang dia yang kini terbelit masalah, tapi mesaku juga meski dia yang terbelit masalah aku juga merasakannya,aku tak tau apa yang sebenarnya terjadi,tapi yang aku tau pasti,kalau dia akan berhenti sekolah,aku tau kabar itu dari teman-temannya. Aku begitu merasa resa saat aku tau kabar itu.                                                                                                                                          aku takut kalau dia benar-benar berhenti sekolah,aku takut kalau aku takkan lagi bisa bertemu dengannya,karna hanya disekolah lah aku bisa memandang senyum indahnya, dan karna dial ah aku semangat untuk masuk sekolah.
Tiga hari sudah aku tak melihatnya di sekolah, hati ku begitu gundah, risau dan juga sedih apakah benar dia berhenti sekolah? Mengapa dia berhenti sekolah? Dan apa yang dia lakukan sekarang?Bekerjakah atau apa?Selalu itu yang berkecamuk dalam pikiranku.
Aku begitu merindukannya, aku merindukan senyumnya, matanya yang selalu pancarkan damainya untukku.
Tau kah kau yang disana, aku merindukan mu, aku mengharapkanmu untuk kembali meski itu bukan untuk ku, aku takut selamanya takkan pernah melihat mu lagi, aku tak ingin kehilangan mu wahai sang kekasih.
“ Berpacu melawan angin
Berharap temukan keindahan didepan sana
Begitu berat terasa langkah ini
Namun kan selalu ku laju
Tak kan ku hentikan
Demi hidup ku,
Bantulah aku wahai burung
Bawahlah aku terbang tinggi
Bantulah aku temukan hidup ku
Aku menangis karna dia
Dan aku tersenyum karna dia pula,
Kini aku menangis
Ingin ku temukan senyum ku kembali
Aku ingin selamanya tersenyum bersamanya ”
***
Seminggu sudah dia tak masuk sekolah, aku makin sedih karnanya, aku tak bisa konsentrasi ke sekolah ku.ingin sekali aku menemuinya untuk menanyakan alasan mengapa dia berhanti sekolah, tapi kemana aku harus mencarinya, sedangkan aku tak tau dimana rumahnya
Yaa tuhan……                                     
Tolong aku, bantu aku untuk temukannya. Demi cinta dan hidup ku yach tuhan. Telah ku coba untuk menanyakan tentangnya pada teman-temmannya, tapi tak seorang pun yang mengetahui tentang keadaannya, aku semakin hawatir karna semua itu, aku sangat menghawatirkanmu wahai kasih angan ku, ku tak tau dimana dirimu dan bagaimana keadaan mu sekarang, beritau aku dimana dirimu wahai kekasih                                                                                                                               
Perih terasa hati ini karnna kepergiaanmu, aku tak pernah menyangkah akan kepergian mu yang serba mengejutkan ini, aku sudah tak tau lagi apa yang harus aku lakukan untuk menemukan keberadaan mu pujaan hati ku. Jawablah rintihanku wahai separuh nafas ku.
                                                                                                                                                                                                 Apakah kalian dapat rasakan bagaimana perihnya hati ku karna kehilangannya?                                                                     Pernahkah kalian rasakan seperti apa yang aku rasakan sekarang?                                                                                              Mengapa begitu menyedihkan cerita hidup ku, apakah memang aku dilahirkan hanya untuk merasakan kepahitan hidup didunia. Apakah tuhan begitu jahat padaku? Mengapa ia berikan siksaan yang begitu berat padaku?                                                                                                                                            
Haruskah aku terus menangis untuk terus hidup, apakah aku akan terus merasakan pahitnya hidup tanpa pernah merasakan bahagianya hidup bersama cinta?                  
***
Sudah tak pernah lagi aku mendengar kabarnya, apalagi menatap damai senyumnya, mungkin kini dia bahagia dengan kehidupannya. Sudah lama tak lagi melihatmu kekasih anganku.                           
***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perang Malamku



Perang Malamku

Malam ini terasa lebih aneh dari malam-malam yang aneh sebelumnya, begitu sepi dan lengang, tak ada suara apapun dikamarku, dinding,pintu dan atap kamar yang biasanya selalu berbicara disetiap malam, malam ini sepertinya mereka bisu. Tak ada aktivitas sedikitpun, membuatku merasa aneh, merasa aneh dengan kamarku sendiri. Karena sudah terbiasanya aku dengan kamarku yang selalu ramai oleh suara-suara benda di kamarku.
Ternyata aku tahu apa yang membuat suara-suara itu tak terdengar oleh telingaku, di luar sana, di ujung lorong panjang berkumpul puluhan makhluk yang mereka sebut itu manusia, anak-anak, remaja hingga bapak-bapak dan ibu-ibupun ikut berkumpul di sana. Dari genggaman tangan mereka terselip benda, meski tak jelas namun aku tahu apa yang mereka genggam.
Di dalam kamarku, aku berusaha memejamkan mataku, memfokuskan pendengaranku hanya pada suara-suara di dalam kamarku. Tapi, di luar sana, aku perkirakan 200 meter dari kamarku, terdengar suara letusan-letusan yang begitu keras, seketika aku membayangkan dengan mata yang masih terpejam, aku berada di tengah-tengah perang saudara dengan hujan peluru, hantaman nuklir, letusan tanah yang berhamburan karena ledakan bom, dikelilingi wajah-wajah yang berdarah, langit hitam dan suara jeritan-jeritan, para wanita tua yang berlari sekuat tenaga dengan menggendong buahh hatinya, berharap menemukan tempat berlindung dan meneruskan hidup bersama anaknya, para orang awam yang tak dilengkapi oleh senjata hanya dapat berlari tunggang langgang menyelamatkan hidupnya, malam itu hanya ada hitam dan merah.
Hitam di atas sana hanya dapat menyaksikan ceceran marah di bawahnya, bau anyir yang menyebar terbawa hembusan angin, suara ledakan dan tembakan yang masih saja aku lihat dari pejaman mataku. Deru tangisan bocah-bocah kecil yang kehilangan orang tua mereka, dihadapan mereka tergeletak tubuh lemas yang bersimbahkan merah darah, tubuh-tubuh orang tua mereka yang sudah tak bernyawa lagi.
Aku mendengar suara trompet ditengah-tengah perang ini, apakah sang penguasa mengutus jendralnya untuk meniup trompet kematian? Semakin membuatku gusar dalam imajinasiku sendiri, sialan mereka semua.
Sesaat hilang pemandangan yag sempat membuatku merasa ngeri, aku buka mata ku, dan ku lihat ke seluruh penjuru kamarku, masih sama. . . mereka masih tak bersuara, tak seperti malam-malam sebelumnya, lemari besar tepat disamping kanan tempat tidurku tak membuka mulut lebarnya itu, padahal sering kali mulut lebarnya itu bersuara dan terbuka saat aku tertidur. Dan malam ini lemari besarku hanya akan mengeluarkan suara saat ku pukul dengan genggaman tanganku. Dalam pikirku, ada apa dengan mereka semua? Apakah kini mereka telah berubah kebentuk asli mereka? Dinding, yaa hanya akan jadi dinding yang keras dan jadi tempat bersarangnya paku yang ku tancapkan. Lemari besar yang hanya akan menjadi tempat penyimpanan gaun-gaun mewah dan yang memiliki harga fantastis, yang aku beli di pasar, bukannya mall seperti kebanyakan orang-orang yang sok kaya.
Ciiiiiiittt jeeeddaaarrr. . . kembali aku dengar suara letusan itu, membuatku sedikit geram, karena suasana yang ku alami saat ini. Suara-suara jeritan yang terdengar lumayan keras dikamarku, membuatku ingin berlari keluar dan ikut berteriak kencang di antara mereka, “DIAMLAH KALIAN, SUARA KALIAN ANEH”  haaah. .  tapi buat apa aku harus berlari keluar, aku sudah bertekad untuk tak keluar malam ini, biarlah mereka menghabiskan suara dan kekayan yang mereka hasilkan dari menengadahkan tangan kepada bapak mak mereka hanya untu berteriak dan membeli bom-bom berwarna itu.
Aku ingin tidur nyenyak malam ini selagi teman malamku sedang tak ingin menggangu malamku, akan aku puaskan tidurku. Awalnya aku berpikir begitu. Ternyata keinginanku untuk tidur pulas malam ini tak bisa. Mereka berisik membuatku kesal saja. Tidak tahu apa mereka, kalau aku sedang berusaha menkmati malamku tanpa ada gangguan. Oohh siaal.
Sudah lewat tengah malam, tapi masih saja aku tak bisa tidur, dengan setia dan kesabaranku yang begitu ekstra besar dan kuat, aku biasakan telingaku mendengar letusan-letusan dan suara jeritan malam ini, yaa hanya malam ini. Dengan posisi tidur yang tak beraturan aku berusaha memasuki dunia lain dari sisi otakku yang ruwet. Tapi memang susah, sekuat apapun usahaku untuk tidur malam ini, rasanya sia-sia, hanya menambah rasa sakit kedua pundak bagian belakangku karena terlalu sering bolak balik posisi tidur.
Kapan mereka akan selesai meniup trompetlah, berteriak, membakar sumbu bom berwarna mereka. Memang seharusnya aku tak perlu marah pada mereka, bukan hanya mereka yang melakukan itu malam ini, bahkan diseluruh plosok dan belahan bumi melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan. Tapi aku kesal, aku sendiri di kamar.
Ayo lah mata, terpejamlah, dengan tidur aku akan dapat menghilangkan rasa aneh ini. Dengan begitu aku takkan marah-marah tak jelas begini. “Umpatku dengan menutup kedua mataku dengan telapak tanganku kuat-kuat.”
Setengah dua pagi yaa, akhirnya semuanya sepi, sepertinya mereka sudah mengantuk, sama seperti apa yang aku alami dari tadi. Yaa sudah tidur yang nyenyak kalian. Para pengganggu tidurku malam ini.
Yaa baiklah kini aku sudah siap untuk benar-benar tidur pulas. Ku pasang head set kesayangan dan SELAMAT MALAM PERGANTIAN TAHUN. Malam ini malam tahun barukan, malam terompet, kembang api yang aku sebut bom berwarana dinyalakan, dan sorak sorai penduduk bumi. Tanggal 01 Bulan 01 Tahun 2013. Akhirnya . .

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS